Tuesday, May 18, 2010

Pantai Klayar Pacitan (Jilid 1)

Perjalanan darat dengan sepeda motor ternyata menawarkan “keasyikan” tersendiri. Keasyikan menikmati pemandangan selama perjalana, melewati jalan yang berliku naik turun, jalan sempit, serta tidak ribet dengan rambu2 lalu lintas yang hanya dilewati oleh kendaraan tertentu (misal mobil) karena jarang sekali rambu larangan jalan untuk roda dua seperti sepeda motor. hehe…
Kali ini rasa ingin tahu dan kangen karena sudah 10 tahun lewat tidak menikmati keindahan panorama Pantai Klayar, yang saat 10 tahun lalu untuk menuju ke Pantai, memerlukan perjuangan yang teramat berat dengan mobil. Apakah kejadian 10 tahun lalu akan sama dengan perjalanan kali ini menggunakan sepeda motor?
Karena perjalanan kali ini bersama seorang teman yang “tergoda” oleh cerita yang sewaktu chat, maka diperlukan kesiapan lebih matang bila dibanding perjalanan itu aku tempuh sendiri atau berdua sama istri. Biasanya perjalan berdua dengan istri tidak memerlukan persiapan yang terlal njlimet karena memang diniati travelling dengan tujuan tertentu. Nggak harus punya target waktu harus sampai jam berapa atau nanti nginep di mana andaikan memerlukan bermalam. Nah, untuk kali ini, mau nggak mau harus siap dengan rencana itu semua. Sampai di lokasi jam berapa, andaikan nginep, dimana, umpama mau menikmati sunrise berangkat jam berapa dari penginapan. Huft, agak ribet sih, tapi mau gimana lagi… emang perjalanan ngajak orang lain.
Berangkat dari Madiun jam 15.30 wib setelah shalat Asar, terlebih dahulu nyamperin temen di Jalan Thamrin Madiun. Eh, ternyata teman yang mau ikut belom siap, dikiranya nggak jadi coz nggak ada confirmasi sebelumnya. Padahal jam 12.00 dah aku kirim INBOX di Facebooknya, dan ternyata koneksi internet dia lemot, so gak kebaca. Hahahaha, maunya cari praktis lewat FB ternyata malah nggak praktis. Knapa nggak sms or telpon, boro2 nomor telpon, ketemu dia aja baru sekitar sebulan itupun lewat pertemanan Facebook stelah hampir 15 tahun enggak ketemu. Bodohnya hanya mengandalkan komunikasi lewaf FB dan lupa menanyakan no telpon masing-masing. OK, no problem bwat pengalaman, lain waktu tidak mengandalkan satu “sarana” komunikasi.
Setelah menunggu beberapa saat temen nyiapkan diri, akhirnya kita berangkat jam 16.00 wib menyusuri jalan raya madiun ponorogo yang sedikit padat karena pada jam itu banyak karyawan pulang kerja. Tapi, udara sore yang semriwing tidak membuat badan gerah atau panas …. terlebih setelah masuk daerah Gemaharjo, suasana pegunungan yang sejuk mulai terasa. Seolah ingin berhenti senejak untuk menikmati pemandangan alam dan sejuknya hawa pegunungan. Sepeda motor terus kupacu dan berharap sampai di Pacitan tidak sampai malam. Dan alhamdulillah, masuk kota Pacitan terdengar suara adzan Maghrib. Setelah keliling kota Pacitan mencari tempat penginapan, akhirnya dapat penginapan di pinggiran kota, Hotel Wijaya semalam 60rb kamar mandi didalem, kipas angin, dan televisi … dan bangunan baru. Lumayan buat ngilangin rasa capek.
Setelah mandi sholat, bersama istri menyempatkan diri jalan-jalan ke kota Pacitan. Lumayan rame, sepertinya seluruh masyarakat Pacitan tumplek blek di Alun-alun. Muter-muter mulai jalan arah alun-alun, ke barat sampai mendekati pantai Teleng trus kembali ke alun-alun.

No comments:

Post a Comment